Mengutip
The New Arab pada Jumat (13/9), kesepakatan itu dihasilkan selama pertemuan antara parlemen konferensi tingkat tinggi (KTT) African-Israel Initiative di Addis Ababa, Ethiopia sejak 10-11 September 2024.
Acara tersebut diselenggarakan bersama oleh kelompok lobi yang bermarkas di Yerusalem, Israel Allies Foundation, Africa-Israel Initiative, dan Thinc-Israel.
Anggota parlemen Afrika hadir dari berbagai negara, termasuk Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Ghana, Pantai Gading, Kenya, Nigeria, dan Sudan Selatan, di antara banyak negara lainnya.
“Kita berkumpul untuk membangun Perjanjian Abraham, dan sebagai anak-anak Abraham, kita mengejar perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran,” kata Erik Selle, pendiri Africa-Israel Initiative dan pemimpin Partai Konservatif nasionalis Kristen sayap kanan Norwegia.
African-Israel Initiative didirikan pada tahun 2012 dan sangat dipengaruhi oleh suara parlemen Kristen evangelis di seluruh Afrika, ini terlihat dari deklarasi bersama yang diawali dengan komitmen untuk mempromosikan “kasih Tuhan bagi Israel dan orang-orang Yahudi di seluruh Afrika dan di seluruh dunia.”
Hampir semua anggota parlemen dalam pertemuan tersebut adalah anggota Kelompok Sekutu Israel, yang diorganisasi oleh Yayasan Sekutu Israel, dan yang secara aktif melobi undang-undang pro-Israel melalui diplomasi berbasis agama di parlemen nasional.
KTT tersebut diadakan di tengah reaksi keras internasional terhadap Israel yang terus berlanjut karena negara itu terus melancarkan perang yang menghancurkan selama 11 bulan di Gaza.
Anehnya, mayoritas anggota di KTT itu membenarkan serangan Israel di Jalur Gaza, menyebutnya sebagai bagian dari hak pembelaan diri.
“Kami mengutuk ancaman yang terus berlanjut terhadap keberadaan Israel oleh Iran dan tentara proksinya, Hizbullah, Hamas, dan Houthi. Kami mengecam kekerasan dan terorisme terhadap Israel yang dilakukan oleh Hamas, Jihad Islam Palestina, dan Fatah, termasuk penyanderaan yang melanggar hukum internasional,” bunyi pernyataan tersebut.
KTT Africa-Israel Initiative sangat kontras dengan langkah Afrika Selatan yang telah mengajukan kasus genosida Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ).
"Kami mengutuk serangan hukum terhadap Israel di PBB, ICC, ICJ, dan Uni Afrika yang merusak negosiasi dan perjanjian yang ada," tegasnya.
Berbicara di konferensi tersebut, Anggota Knesset dari Israel, Sharren Haskel, wakil ketua Kaukus Sekutu Kristen Knesset, mengusulkan perluasan Perjanjian Abraham ke Afrika melalui inisiatif yang diusulkan yang disebut "Perjanjian Ratu Sheba".
Perjanjian yang diusulkan akan mencakup kerja sama ekonomi, pertahanan, keamanan, pembagian intelijen, serta kolaborasi pendidikan, agama, dan budaya.
BERITA TERKAIT: