Mengutip pernyataan resmi Dewan Pemilihan Nasional Venezuela (CNE) yang dilihat redaksi pada Selasa (27/8), MA memutuskan untuk mengesahkan kemenangan Presiden Nicolas Maduro dalam pemungutan suara 28 Juli lalu.
"MA mengesahkan materi pemilu yang ahli dengan cara yang tidak dapat disangkal dan secara kategoris memvalidasi hasil pemilu presiden yang dikeluarkan oleh CNE," ungkap laporan tersebut.
CNE dikritik habis-habisan oleh pihak oposisi, para pemimpin dunia, dan kelompok hak asasi manusia karena belum bisa memberikan hasil pemilu di tingkat daerah pemilihan.
Alasan dibalik ketidakmampuan CNE menyajikan hasil pemilu secara utuh karena serangan siber, juga diakui kebenarannya oleh MA Venezuela.
"MA juga membenarkan adanya serangan siber besar-besaran yang dialami Sistem Pemilu kita dan mendesak kita untuk mempublikasikannya," kata CNE.
Awal bulan ini, Maduro telah meminta MA untuk melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemilu, di mana ia mengklaim telah mengalahkan pesaingnya yakni Gonzalez Urrutia dengan 52 persen suara yang diberikan.
Pendukung oposisi tidak terima dengan hasil tersebut dan mengklaim bahwa Gonzalez berhasil memperoleh 74 persen suara dibanding Maduro.
Ketua MA Venezuela, Caryslia Rodriguez menegaskan bahwa keputusan pengadilan sudah final dan tidak bisa diganggu gugat.
BERITA TERKAIT: