Informasi tersebut dimuat
Fox News Digital setelah kantor berita tersebut memperoleh surat yang ditulis oleh Ketua Komite Pengawas DPR James Comer kepada Direktur FBI Christopher Wray, yang memberitahukan biro tersebut tentang penyelidikan komite terhadap Walz.
"Komite Pengawasan dan Akuntabilitas sedang melakukan investigasi di seluruh pemerintah terhadap operasi perang politik Partai Komunis Tiongkok terhadap Amerika dan tanggapan dari lembaga federal," tulis Comer dalam surat itu.
"Wakil Presiden Kamala Harris baru-baru ini mengumumkan pasangannya sebagai wakil presiden, Timothy Walz, sebagai gubernur Minnesota saat ini," lanjutnya.
Comer mengatakan bahwa komite tersebut telah diberi pengarahan oleh FBI pada tanggal 22 April dan 17 Juli. Kedua pengarahan tersebut terjadi sebelum Walz ditunjuk sebagai calon wakil presiden Harris.
Comer mengatakan Walz memiliki hubungan jangka panjang dengan berbagai entitas dan pejabat yang terkait dengan PKC yang membuatnya rentan terhadap strategi partai penguasa China itu untuk menguasai elit, yang berupaya untuk mengkooptasi tokoh-tokoh berpengaruh di kalangan elit politik, budaya, dan akademis untuk mempengaruhi Amerika Serikat demi keuntungan rezim komunis dan merugikan rakyat Amerika.
Ia merujuk pada laporan mengenai keterlibatan Walz yang luas dengan pejabat dan lembaga PKC saat menjabat di kantor publik.
"Hal itu menimbulkan pertanyaan mengenai kemungkinan pengaruh PKC dalam pengambilan keputusannya sebagai gubernur, dan, jika ia terpilih, sebagai wakil presiden," kata Comer.
"Laporan terbaru mengungkapkan bahwa Gubernur Walz memiliki hubungan yang mengkhawatirkan dengan Republik Rakyat Tiongkok," ujarnya.
Comer merujuk pada laporan yang menunjukkan bahwa saat Walz menjadi guru di awal tahun 1990-an. Saat itu ia mengorganisasikan perjalanan ke Tiongkok untuk siswa Sekolah Menengah Atas Alliance, yang biayanya dilaporkan dibayar oleh pemerintah Tiongkok.
"Pada tahun 1994, Tn. Walz mendirikan perusahaan swasta bernama 'Educational Travel Adventures, Inc.,' yang mengoordinasikan perjalanan tahunan pelajar ke RRC hingga tahun 2003, dan dipimpin oleh Tn. Walz sendiri," tulis Comer, seraya menambahkan bahwa perusahaan tersebut dilaporkan dibubarkan empat hari setelah ia menjabat di kongres pada tahun 2007.
Comer juga mengatakan Walz telah melakukan perjalanan ke China sekitar 30 kali.
"Dalam penyelidikannya, Komite telah menyoroti pentingnya pejabat AS menyadari upaya perang politik dan psikologis PKC yang berupaya mengancam keamanan nasional," tulis Comer.
Comer kemudian merujuk pada masa jabatan Walz di Kongres, dengan mencatat bahwa ia menjabat sebagai peneliti di Universitas Politeknik Makau — sebuah institusi Tiongkok yang mencirikan dirinya memiliki "pengabdian dan cinta tanah air yang telah lama ada."
BERITA TERKAIT: