Menurut laporan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan siaran propaganda dilakukan selama berjam-jam, tetapi tidak mengungkap konten apa yang disiarkan.
"Siaran melalui pengeras suara dimulai dari Kamis malam (18/7) hingga Jumat pagi (19/7) di area tempat Korea Utara menerbangkan balon-balon tersebut," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
Irish Examiner.
Siaran sebelumnya pada tanggal 9 Juni dilaporkan berisi lagu-lagu K-pop, prakiraan cuaca, dan berita tentang Samsung, perusahaan terbesar Korea Selatan.
Siaran propaganda dari Korea Selatan ini dapat memicu respons kemarahan dari Korea Utara yang sangat sensitif terhadap siapapun di luar negeri, dan berupaya untuk melemahkan cara kerja politiknya.
Menurut pejabat Seoul, pada 2015 Korea Selatan sempat memulai kembali siaran propaganda setelah 11 tahun dihentikan.
Tindakan itu memicu serangan balasan dari Korea Utara, di mana mereka menembakkan peluru artileri ke arah Korea Selatan dan aksi saling balas terjadi.
Kembalinya siaran propaganda dilakukan sebagai tanggapan terhadap lebih dari 2.000 balon sampah yang diterbangkan Korea Utara ke Selatan sejak akhir Mei lalu.
Dikatakan bahwa balon-balon tersebut merupakan balasan terhadap para aktivis Korea Selatan yang mengirimkan balon-balon propaganda anti-Pyongyang ke Korea Utara.
Adik penguasa Korea Utara, Kim Yo Jong memperingatkan bahwa Korea Selatan harus siap membayar harga mahal untuk upaya propagandanya.
Pernyataannya menimbulkan kekhawatiran yang lebih tinggi terhadap eskalasi fisik dibandingkan peluncuran balon.
Militer Korea Selatan pada hari Rabu (17/7) mengatakan bahwa mereka siap menghadapi provokasi apa pun dari Korea Utara. Mereka juga telah menembaki balon-balon Korea Selatan yang masuk melintasi perbatasan.
BERITA TERKAIT: