Dalam sebuah wawancara, Trump menilai kerjasama dengan Taiwan tidak membuat Amerika untung.
Oleh sebab itu, sebagai gantinya, Trump meminta Taipei membayar untuk jaminan pertahanan yang selama ini telah diberikan Washington.
“Saya mengenal orang-orangnya dengan sangat baik, sangat menghormati mereka. Mereka memang menguasai sekitar 100 persen bisnis chip kami. Saya pikir, Taiwan harus membayar kami untuk pertahanan,” ujarnya, seperti dimuat
Reuters pada Rabu (17/7).
Trump menggambarkan kerjasama mereka di bidang pertahanan sebagai perusahaan asuransi, di mana harus ada iuran yang wajib dibayarkan setiap bulannya.
“Anda tahu, kami tidak ada bedanya dengan perusahaan asuransi. Taiwan tidak memberi kami apa pun," kata Trump.
Amerika Serikat adalah pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting bagi Taiwan, namun mereka tidak memiliki perjanjian pertahanan formal, tidak seperti yang dilakukan Washington dengan Korea Selatan dan Jepang.
Namun, AS terikat oleh hukum untuk memberikan Taiwan sarana untuk mempertahankan diri.
Pemerintah Taiwan telah menjadikan modernisasi pertahanan sebagai prioritas, termasuk mengembangkan kapal selamnya sendiri, dan sering kali mengatakan bahwa keamanan pulau itu berada di tangannya sendiri.
Perdana Menteri Taiwan Cho Jung-tai, menanggapi komentar Trump, mengatakan negaranya dan AS memiliki hubungan baik meskipun tidak ada ikatan formal, dan berdedikasi untuk memperkuat pertahanannya sendiri.
“Taiwan terus memperkuat anggaran pertahanannya dan menunjukkan tanggung jawabnya kepada komunitas internasional,” katanya kepada wartawan di Taipei.
Taiwan mengeluhkan aktivitas militer China yang berulang kali selama empat tahun terakhir melakukan manuver militer yang mengancam kedaulatan mereka.
BERITA TERKAIT: