Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko dalam wawancara
Kantor Berita Rusia RIA pada Selasa (25/6).
Rudenko optimis perjanjian baru yang akan semakin mempererat hubungan dua negara akan segera ditandatangani.
“Kami berharap perjanjian ini akan ditandatangani dalam waktu dekat, karena pengerjaan naskahnya sudah hampir selesai. Semua kata-kata yang diperlukan telah ditemukan,” ujarnya.
Awal bulan ini, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa pengerjaan perjanjian tersebut dihentikan sementara.
Namun pernyataan itu berbeda dengan Iran yang mengatakan tidak ada jeda dalam mempersiapkan perjanjian baru tersebut.
Menurut
Kantor Berita TASS, Rusia dan Iran menandatangani perjanjian strategis berdurasi 20 tahun pada tahun 2001 yang secara otomatis diperpanjang pada tahun 2020 selama lima tahun.
Kedua belah pihak juga sepakat pada tahun 2020 untuk mengerjakan perjanjian baru yang akan menggantikan dokumen lama.
Pakta tahun 2001 tersebut antara lain menyerukan kerja sama di bidang keamanan, proyek-proyek energi, termasuk penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai dan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, industri dan teknologi.
Sangat sedikit rincian yang muncul mengenai apa saja yang termasuk dalam perjanjian baru tersebut.
Setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022 dan sanksi berikutnya terhadap Moskow oleh sekutu Kyiv, Rusia dan Iran telah memperkuat hubungan investasi, militer, dan energi.
BERITA TERKAIT: