Diduga sebagai tindakan balasan, Tiongkok mulai membuka penyelidikan anti-dumping terhadap impor daging babi dan produk sampingannya dari Uni Eropa. Ini terutama ditujukan kepada Spanyol, Belanda, dan Denmark.
Investigasi yang diumumkan oleh Kementerian Perdagangan Tiongkok pada Senin (16/6), akan fokus pada daging babi yang ditujukan untuk konsumsi manusia, seperti potongan utuh segar, dingin, dan beku, serta usus, kandung kemih, dan perut babi. Penyelidikan dimulai pada Senin (17/6) waktu setempat.
"Hal ini dipicu oleh keluhan yang diajukan oleh Asosiasi Peternakan Tiongkok pada tanggal 6 Juni atas nama industri daging babi dalam negeri," kata kementerian tersebut, seperti dimuat
Reuters.Menurut data bea cukai, UE menyumbang lebih dari setengah daging babi yang diimpor Tiongkok senilai sekitar 6 miliar dolar AS pada tahun 2023, dan sekitar seperempatnya berasal dari Spanyol saja.
Peringkat kedua dan ketiga, Belanda dan Denmark tahun lalu mengekspor produk daging babi ke Tiongkok masing-masing senilai 620 juta dan 550 juta dolar AS.
Menyusul pengumuman Komisi Eropa pada tanggal 12 Juni bahwa mereka akan mengenakan bea anti-subsidi hingga 38,1 persen pada mobil impor Tiongkok mulai bulan Juli, perusahaan makanan global sangat waspada terhadap tarif balasan dari Tiongkok.
Kelompok lobi Dewan Pertanian & Pangan Denmark angkat bicara pada Senin, memperingatkan bahwa sektor daging babi di negara itu akan terkena dampak yang sangat parah oleh pembatasan penjualan ke Tiongkok.
Pemasok daging babi dari Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan Rusia mungkin termasuk di antara mereka yang memperoleh pangsa pasar jika Beijing membatasi impor dari Uni Eropa.
BERITA TERKAIT: