Menurut undang-undang India, pencalonan Gandhi di dua kursi parlemen adalah sebuah strategi yang sah di mata hukum.
Mengutip
AFP pada Rabu (5/6), Gandhi unggul 364.000 di daerah pemilihan selatan Wayanad dan 389.000 suara untuk kursi Rae Bareli di bagian utara negara itu.
Merespons kegagalan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi untuk mendominasi suara, Gandhi menyebut itu adalah sebuah hukuman.
"Para pemilih telah menghukum BJP. Saya yakin masyarakat negara ini akan memberikan respons yang tepat," ujarnya.
Koalisi Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang dipimpin BJP resmi memenangkan pemilihan umum India pada Selasa (4/6).
Hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum India menunjukkan NDA memenangkan 286 kursi, lebih banyak dari 272 kursi yang dibutuhkan untuk mendapatkan mayoritas di parlemen.
Kendati demikian, kali ini Partai BJP yang dipimpin Modi untuk pertama kalinya tidak mendapatkan mayoritas sendiri dengan hanya memperoleh 240 kursi, jauh lebih sedikit dari rekor 303 kursi yang dimenangkannya pada pemilu tahun 2019.
Direktur Program Asia Selatan di Carnegie Endowment for International Peace, Milan Vaishnav mengatakan hasil tersebut berarti Modi akan membutuhkan dukungan dari partai-partai lain dalam koalisinya untuk bisa kembali menjabat.
"BJP mungkin akan sangat bergantung pada niat baik sekutu-sekutunya, yang membuat mereka menjadi pemain penting yang kita perkirakan akan mengambil alih kekuasaan," ujarnya.
Meski kalah, koalisi oposisi INDIA memenangkan 225 kursi dan memimpin dalam lima kursi lainnya yang belum ditentukan pada Rabu pagi (5/6).
BERITA TERKAIT: