Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa 16 dari 23 pesawat yang terdeteksi melakukan penerbangan di garis median, sebuah garis yang memisahkan Taiwan dari China.
“Sejak pukul 08.20 (waktu setempat), kami secara berturut-turut telah mendeteksi total 23 pesawat, termasuk 16 yang melintasi garis median,” ungkap laporan Kemenhan Taiwan, seperti dimuat
AFP.
Menurut Kemenhan, pesawat China yang terdeteksi terdiri dari jet tempur, pesawat angkut, dan drone.
“Militer Taiwan menggunakan metode pengawasan dan pengintaian intelijen gabungan untuk memantau situasi secara dekat," tambahnya.
Ketegangan di selat ini telah meningkat sejak pelantikan Presiden baru Taiwan Lai Ching-te pada tanggal 20 Mei.
Tiga hari setelah pelantikan, China melancarkan latihan perang di sekitar Taiwan, mengepung pulau itu dengan pesawat tempur dan kapal perang.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan berjanji akan mencapai reunifikasi dan tidak ragu menggunakan cara-cara keras.
Baru-baru ini, Menteri Pertahanan China, Dong Jun mengatakan bahwa pihaknya siap menghentikan segala upaya Taiwan untuk menuju kemerdekaan seutuhnya.
"Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) akan bertindak setiap saat untuk mengekang kemerdekaan Taiwan dan memastikan bahwa upayanya tidak akan pernah berhasil," tegasnya di forum ISS Shangri La, Singapura.
Dia menegaskan bahwa militer China tidak akan mentolerir pihak-pihak eksternal yang mencoba menghalangi upaya China untuk reunifikasi Taiwan.
"Siapa pun yang berani memisahkan Taiwan dari China akan hancur berkeping-keping dan menderita kehancurannya sendiri," tegasnya.
BERITA TERKAIT: