Tidak hanya melancarkan latihan perang besar-besaran di sekitar Taiwan, China juga mengeluarkan pernyataan yang berisi kritikan dan ancaman terhadap Presiden Lai.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Beijing Wu Qian pada Jumat (24/5) mengatakan bahwa kepemimpinan Lai hanya akan mendorong Taiwan dalam bahaya.
Dia merujuk pada potensi perang yang bisa meletus jika Taiwan bersikeras menolak reunifikasi dengan China.
“Sejak menjabat, pemimpin wilayah Taiwan secara serius menentang prinsip satu China. mendorong rekan-rekan kami di Taiwan ke dalam situasi perang dan bahaya yang berbahaya,” ujarnya, seperti dimuat
AFP.Wu Qian memperingatkan bahwa manuver militer di sekitar Taiwan akan semakin besar menanggapi provokasi yang mungkin dilakukan Lai selama menjabat.
"Setiap kali kemerdekaan Taiwan memprovokasi kami. Kami akan mendorong tindakan penanggulangan kami selangkah lebih maju, hingga reunifikasi penuh tanah air tercapai,” tegasnya.
Angkatan bersenjata Taiwan telah dimobilisasi untuk memantau pergerakan PLA yang tengah menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taipei sejak Kamis (23/5).
Kementerian pertahanan Taiwan pada Jumat (24/5) memperlihatkan pesawat F-16, dipersenjatai dengan rudal aktif berpatroli di langit.
"Pukul 6 pagi (waktu setempat), kami mendeteksi 49 pesawat militer China, 19 kapal angkatan laut, dan tujuh kapal penjaga pantai China," ungkap Kementerian.
Dikatakan bahwa dari seluruh pesawat yang terdeteksi mendekat ke Taiwan, ada 28 pesawat yang melewati garis tengah yang pernah menjadi garis penghalang tidak resmi dengan China.
"Pesawat China yang paling dekat mencapai pantai Taiwan adalah 40 mil laut dari kota utara, dan pangkalan angkatan laut, Keelung," ungkapnya.
Taiwan sudah terbiasa dengan ancaman militer China, dan latihan terbaru ini tidak menimbulkan kekhawatiran yang tidak semestinya di pulau itu, dan kehidupan berjalan seperti biasa.
BERITA TERKAIT: