Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pasukan Terakhir India Pergi Meninggalkan Maladewa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 10 Mei 2024, 20:34 WIB
Pasukan Terakhir India Pergi Meninggalkan Maladewa
Tentara India/Net
rmol news logo Gelombang terakhir penarikan pasukan India dari Maladewa telah dilakukan pada Jumat (10/5). Ini menandai hubungan diplomatik yang semakin memburuk antara kedua negara.

Mengutip AFP, total tentara terakhir yang meninggalkan Maladewa adalah 27 personel. Sebelumnya pada Selasa (7/5), ada 51 tentara yang ditarik pulang ke India.

Pejabat Kementerian Luar Negeri India mengungkap bahwa tidak ada acara seremonial yang digelar untuk menandai berakhirnya pengerahan militer India.


juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal mengatakan pada hari Kamis bahwa tentara yang berangkat telah digantikan oleh personel teknis sipil.

Pasukan India mengoperasikan tiga pesawat pengintai yang diberikan New Delhi kepada Maladewa untuk berpatroli di perbatasan maritimnya yang luas.

Kendati demikian, Presiden baru Maladewa yang pro-China, Mohamed Muizzu mendesak penarikan tentara India sejak tahun lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal mengatakan bahwa setelah tentara India pergi, pejagaan perbatasan maritim Maladewa akan digantikan oleh personel teknis sipil.

Maladewa adalah negara kecil dengan 1.192 pulau karang kecil yang tersebar 800 kilometer melintasi khatulistiwa, namun secara strategis terletak di jalur pelayaran internasional utama timur-barat.

India khawatir dengan meningkatnya pengaruh China di Samudera Hindia dan pengaruhnya di Maladewa serta negara tetangga Sri Lanka.

Pemerintahan Muizzu telah menandatangani beberapa perjanjian dengan Beijing untuk meningkatkan hubungan bilateral dan ekonomi dan menjauh dari India.

Maladewa menandatangani pakta bantuan militer dengan China pada bulan Maret ketika garnisun India mulai pergi.

Kementerian Pertahanan Maladewa mengatakan kesepakatan itu bertujuan untuk membina hubungan bilateral yang lebih kuat dengan China.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA