Dalam kesempatan itu dia mengatakan, setelah menyeimbangkan kembali politik dan ekonomi, hal berikut yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan kembali kebudayaan.
“Bagaimana kita menghilangkan distorsi pada era yang hanya didominasi oleh segelintir negara dan wilayah tertentu? Saat ini penting bagi kita untuk memproyeksikan warisan kita sendiri, peradaban kita, budaya kita, cara hidup kita, keyakinan kita, dan kepercayaan kita. Dan bagi saya, hal itu sama pentingnya dalam diplomasi dan hubungan internasional seperti halnya politik tradisional,” ujar Jaishankar.
Dia memuji Yayasan Sabhyata, Kementerian Kebudayaan, dan Survei Arkeologi India (ASI) atas upaya mereka dalam meneruskan program Warisan Budaya Delhi.
Jaishankar menambahkan bahwa masyarakat, terutama generasi muda, wajib memperoleh pengetahuan tentang warisan negara jika mereka ingin memahami apa yang dicita-citakan negara ini.
“Saat ini, ada banyak pembicaraan tentang kebangkitan Bharat. Namun penting bagi masyarakat untuk mengetahui dari mana mereka berasal jika mereka harus mengetahui ke mana mereka akan pergi. Jadi siapa kita, dan di mana kita berada, dalam pikiran kita sendiri, sangat penting untuk menentukan kita akan menjadi apa,” tambah Jaishankar.
Berdasarkan pengalaman globalnya yang luas sebagai diplomat karier, Jaishankar juga mendiskusikan kedalaman dan kompleksitas Mahabharata yang tak tertandingi.
“Sebagai seseorang yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di seluruh dunia, akrab dengan banyak tradisi dan budaya lain, ketika saya melihat epos dunia, saya harus mengatakan tidak ada satupun yang benar-benar sebanding dengan Mahabharata tidak hanya dalam hal kompleksitasnya saja,” kata Menteri Luar Negeri.
“Jika kita benar-benar ingin menjadi bangsa yang percaya diri, berusaha untuk memproyeksikan kekuatan peradaban kita di dunia, kita harus mengembangkan pola pikir kita sendiri, metafora kita sendiri, situasi kita sendiri, dan, lebih sadar akan sejarah kita,” demikian Jaishankar.
BERITA TERKAIT: