Direktur tim perubahan permukaan laut NASA dan program fisika kelautan di Washington, Vinogradova Shiffer pada Kamis (22/3) mengatakan bahwa kenaikan yang tercatat dari tahun 2022 hingga 2023, mencapai 0,76 sentimeter.
"Lonjakan ini hampir empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya seperti dimuat
La Monde.
Sebenarnya, lanjut Shiffer, permukaan air laut telah meningkat sekitar 10 sentimeter sejak tahun 1993. Kendati demikian lajunya makin cepat lebih dari dua kali lipat dari 0,18 sentimeter per tahun pada tahun 1993, menjadi 0,43 sentimeter per tahun saat ini.
“Dengan tingkat percepatan saat ini, total kenaikan dari 1993 hingga 2050 mendatang bisa mencapai 20 sentimeter," jelasnya.
Peneliti permukaan laut di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, Josh Willis mengungkap penyebab lonjakan permukaan air laut berkaitan dengan fenomena El Nino.
“Pada tahun-tahun El Niño, banyak hujan yang biasanya turun di daratan berakhir di lautan, sehingga menaikkan permukaan laut untuk sementara,” paparnya.
Inovasi teknologi telah menghasilkan pengukuran yang lebih akurat selama bertahun-tahun.
Misalnya, altimeter radar memantulkan gelombang mikro dari permukaan laut, lalu mencatat waktu yang dibutuhkan sinyal untuk melakukan perjalanan kembali ke satelit, serta kekuatan sinyal baliknya.
NASA juga memeriksa ulang data dengan sumber lain seperti alat pengukur pasang surut dan pengukuran satelit terhadap uap air di atmosfer dan medan gravitasi bumi.
BERITA TERKAIT: