Presiden AS, Joe Biden berulangkali memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa invasi ke Rafah akan membahayakan jutaan pengungsi di sana.
Terbaru, Biden menyebut operasi militer besar-besaran ke Rafah akan menjadi sebuah kesalahan yang berdampak buruk bagi negara itu.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan pada Senin (18/3) mengatakan bahwa peringatan itu disampaikan Biden dalam sebuah sambungan telepon dengan Netanyahu.
Dikatakan Sullivan, dalam kesempatan itu Biden menjelaskan mengapa dia sangat prihatin dengan prospek Israel melakukan operasi militer besar-besaran di Rafah.
Menurutnya, serangan itu akan mengakibatkan korban sipil semakin banyak dan memperburuk krisis kemanusiaan Gaza.
Israel juga akan terdampak dan terisolasi dari dukungan internasional.
“Operasi darat besar-besaran di sana merupakan suatu kesalahan," ujar Sullivan, merujuk pada imbauan Biden pada Netanyahu, seperti dimuat
AFP. Lebih lanjut, Sullivan mengatakan, Biden telah meminta Netanyahu untuk mengirimkan delegasi ke Amerika Serikat untuk mengetahui rencana serangan Israel ke Rafah. Netanyahu juga telah menyetujui permintaan Biden.
Israel memulai pemboman tanpa henti di Gaza, bersamaan dengan serangan darat, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menyebabkan sekitar 1.160 orang tewas di Israel.
Hamas juga menyandera sekitar 130 di antaranya diyakini Israel masih berada di Gaza, termasuk 33 orang yang diduga tewas.
Sementara itu, menurut menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hampir 32.000 orang telah tewas di Gaza sejak perang dimulai, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
BERITA TERKAIT: