Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri Global Refugee Forum (GRF) di Jenewa, Swiss pada Rabu (13/12).
Dalam forum yang dihadiri oleh 140 negara itu, Retno menyampaikan permasalahan Indonesia yang saat ini tengah menghadapi lonjakan kedatangan pengungsi Rohingya.
Retno menyebut perang dan konflik yang terjadi di berbagai negara telah mendorong peningkatan jumlah pengungsi. Contohnya seperti konflik kekerasan di Myanmar yang mengakibatkan etnis Rohingya meninggalkan rumah mereka.
Menurutnya, berbagai tantangan pengungsi yang saat ini dihadapi oleh banyak negara termasuk Indonesia bisa ditangani dengan lebih dulu menyelesaikan akar permasalahan tersebut
"Karena itu, akar masalahnya harus kita selesaikan," tegas Retno.
Oleh sebab itu, Retno menyerukan kerja sama masyarakat internasional untuk menyelesaikan konflik Myanmar dan memulihkan demokrasi di sana.
"Saya mengajak masyarakat internasional bekerja sama untuk menghentikan konflik dan memulihkan demokrasi di Myanmar, sehingga pengungsi Rohingya dapat kembali ke rumah mereka" ujarnya.
Di samping itu, Retno menekankan pentingnya penguatan kerja sama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) dan juga International Organization for Migration (IOM) dalam penanganan masalah pengungsi.
Retno juga mendesak agar negara pihak Konvensi Pengungsi segera melakukan
resettlement bagi para pengungsi yang sudah semakin banyak.
"Saya sampaikan proses
resettlement akhir-akhir ini berjalan dengan sangat lamban," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: