Laporan itu telah memicu peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada negara-negara lain untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan uji produk terhadap merek obat-obatan yang diproduksi perusahaan farmasi berbasis di Lahore, Pakistan.
Mengutip
ANI News, Minggu (10/12), Otoritas Pengatur Obat Pakistan (Drap) telah merespons laporan dari Maladewa, dengan menyegel bagian sirup di Pharmix Laboratories (Pvt) Ltd, perusahaan farmasi yang terlibat.
Langkah ini diambil sebagai langkah preventif, sementara pihak berwenang dapat melakukan tindakan hukum setelah menerima laporan hasil uji laboratorium.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan
Dawn, kontaminasi yang terdeteksi dalam sirup melibatkan zat-zat yang sebelumnya digunakan dalam minyak rem hidrolik, tinta stempel, cat, plastik, dan kosmetik.
WHO menyampaikan peringatan global setelah lima sirup dan obat suspensi yang berbeda, termasuk Alergo Syrup, Emidone Suspension, Mucorid Syrup, Ulcofin Suspension, dan Zincell Syrup, terdeteksi terkontaminasi.
"Pemeriksaan mendeteksi jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang berpotensi tidak dapat diterima sebagai kontaminan,” kata WHO, menurut Dawn.
Produk-produk ini diketahui telah tersebar di beberapa negara, termasuk Belize, Fiji, dan Laos, dengan total 23 batch yang terkena dampak.
CEO Drap, Asim Rauf, menjelaskan bahwa regulator telah mengeluarkan protokol baru yang wajib diikuti oleh seluruh perusahaan farmasi.
Ia memastikan bahwa semua sirup yang terkait dengan Pharmix Laboratories telah ditarik kembali dan bagian sirup perusahaan telah disegel. Sampel juga telah dikirim untuk pengujian lebih lanjut di laboratorium.
Sementara itu, perwakilan perusahaan Pharmix Laboratories, Fayaz Ahmed, membenarkan bahwa Drap telah menyegel sirup mereka, namun mereka membantah adanya kesengajaan dari kontaminasi obat tersebut.
BERITA TERKAIT: