Mengutip laporan
The Butan Live, Paviliun yang baru diluncurkan mengangkat tema "mempertahankan netralitas karbon" dan akan menampilkan upaya Bhutan dalam konservasi lingkungan, serta peluang baru yang muncul seperti pasar karbon.
Selama 10 hari ke depan, Paviliun Bhutan akan menjadi tuan rumah lebih dari 40 acara dan diskusi mulai dari ketahanan air dan pangan hingga pendanaan iklim, dan diversifikasi portofolio energi.
Tak hanya paviliun, dalam sidang pleno COP28 pada Jumat (1/12), Bhutan bersama Kirgistan juga mendukung inisiatif atau dialog teknis mengenai pegunungan dan perubahan iklim.
Berbicara pada sidang pleno, Kepala Perundingan Teknis Bhutan untuk COP28, Karma Tshering mengatakan bahwa terdapat lebih dari cukup bukti ilmiah yang membuktikan bahwa ekosistem pegunungan yang rapuh sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.
"Kita sudah menyaksikan kerusakan permanen akibat perubahan iklim di ekosistem pegunungan Himalaya dan terus-menerus hidup dalam ketakutan," kata Tshering.
Oleh sebab itu, menurut Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Bhutan, Tashi Pem, negaranya dan Kirgistan berinisiatif membangun dialog tentang pegunungan.
"Jadi ini juga merupakan upaya kami untuk menjadikan pegunungan sebagai pusat diskusi, dan pegunungan sangat rentan terhadap perubahan iklim,” tegasnya.
BERITA TERKAIT: