Leki mampu membuktikan bahwa disabilitas bukanlah penghalang bagi dirinya untuk menjadi perempuan muda yang mandiri secara finansial.
Dia mengatakan, sejak kecil sudah mengerti bahwa kecacatannya mungkin menghalangi kemampuannya untuk bekerja seperti orang lain.
Tetapi, Leki tidak pernah menyerah pada mimpinya untuk menjalankan bisnisnya sendiri dan mencapai kemandirian finansial.
"Terlepas dari cacat atau buta huruf, jika Anda memiliki kemauan untuk menindaklanjuti, Anda dapat mencapai apa pun. Anda tidak boleh mundur karena kecacatan Anda," kata Leki.
Mengutip
The Bhutan Live pada Jumat (21/7), bisnis jahit Leki dimulai saat dirinya menyewa sebuah ruko kecol di Babesa Thimphu.
Selama tujuh bulan mengelola bisnisnya, Leki memahami tantangan yang dihadapi oleh perempuan di sekitarnya, terutama mereka yang juga seorang disabilitas.
Saat ini, Leki mempekerjakan tiga karyawan, dua di antaranya merupakan ibu rumah dan salah satunya seorang penyandang disabilitas.
Penjahit Leki bernama Passang Dema mengaku awalnya kesulitan menjalani hidup sebagai penyandang disabilitas dan ibu rumah tangga. Tetapi nyatanya saat ini dia berhasil menjadi mandiri karena usaha Leki.
"Sekarang saya bisa menghidupi diri sendiri, saya sangat bangga dengan diri saya sendiri,” ujarnya.
READ Bhutan sebuah organisasi nirlaba, berusaha membantu Leki dengan keterampilan kewirausahaan dasar dan manajemen keuangan.
Melalui bisnis jahitan Leki, READ Bhutan ingin membantunya memperdayakan dan para penyandang disabilitas dan perempuan untuk menjalani hidup mandiri.
BERITA TERKAIT: