Hal itu disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita resmi
KCNA pada Minggu (19/11).
Dikatakan bahwa penjualan senjata di antara negara kuat, akan memicu perlombaan senjata baru di kawasan Asia Timur.
“Kami memperingatkan bahwa semakin besar keuntungan Amerika Serikat dari penjualan senjata sembarangan, semakin besar pula biaya yang harus mereka keluarkan untuk krisis keamanan ini,” bunyi pernyataan tersebut.
Korea Utara tentu mengecam rencana tersebut dan bersiap melakukan langkah-langkah pencegahan perang untuk menjaga stabilitas perdamaian.
"Pyongyang akan meningkatkan langkah-langkah untuk membangun pencegahan perang guna menanggapi ketidakstabilan di kawasan yang disebabkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya," kata Kemenhan Korea Utara.
Pada Jumat (17/11), AS telah setuju untuk menjual 400 rudal Tomahawk ke Jepang dengan kesepakatan senilai 2,35 miliar dolar AS (Rp 36 triliun).
Baru-baru ini, AS juga mengumumkan persetujuan untuk penjualan rudal Sidewinder dan Standard Missile 6 Block I ke Korea Selatan.
BERITA TERKAIT: