Keduanya bertemu di sela-sela KTT APEC di San Francisco, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (17/11).
Dalam keterangannya kepada wartawan, Marcos menyebut pertemuan tersebut sangat penting untuk proses menjaga perdamaian, serta menjaga jalur laut dan jalur udara terbuka di Laut Cina Selatan.
“Kami mencoba menemukan mekanisme untuk menurunkan ketegangan di Laut Cina Selatan,” kata Marcos, seperti dikutip
Reuters.
Marcos mengatakan dia menyuarakan keprihatinan atas insiden antara kapal China dan Filipina, termasuk satu tabrakan. Dia juga mengangkat penderitaan para nelayan Filipina.
“Saya meminta agar kita kembali ke situasi di mana nelayan China dan Filipina sama-sama menangkap ikan di perairan ini,” ujarnya.
Nelayan Filipina mengeluh karena kapal penjaga pantai dan milisi maritim China menghalangi mereka menangkap ikan di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina sepanjang 200 mil.
Marcos mengatakan dia dan Xi sepakat bahwa masalah geopolitik tidak boleh menjadi elemen penentu hubungan kedua negara.
“Saya rasa tidak ada orang yang ingin berperang,” kata Marcos.
Sejak menjabat pada tahun 2022, Marcos menjalin hubungan yang lebih hangat dengan Amerika Serikat, berbeda dengan sikap pendahulunya yang pro-Beijing.
Marcos memberi Amerika Serikat akses lebih besar ke pangkalan militernya, termasuk di provinsi-provinsi yang menghadap Laut Cina Selatan dan Taiwan, sehingga memicu kemarahan Beijing.
BERITA TERKAIT: