Kabinet tersebut berisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tokoh oposisi Benny Gantz, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
"Kami memerangi musuh yang kejam, lebih buruk dari ISIS," kata Netanyahu dalam pernyataan di televisi pada Rabu (11/10), bersama Gantz dan Gallant.
Gantz yang merupakan mantan kepala pertahanan dan jenderal Israel, mengatakan ini adalah waktu untuk bersatu dan menang.
"Kami akan menghapus apa yang disebut Hamas, ISIS-Gaza, dari muka bumi. Mereka tidak akan ada lagi," kata Gallant, seperti dimuat
Reuters.
Selama pertempuran dengan Hamas di Gaza, Netanyahu mengatakan, pemerintah darurat tidak akan mengambil kebijakan atau undang-undang apa pun yang tidak terkait.
“Ada waktu untuk damai dan ada waktu untuk perang. Sekarang adalah waktu untuk perang,” katanya.
Hamas menyerbu Israel dari Jalur Gaza pada Sabtu (7/10) dalam serangan mendadak yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang.
Israel membalas dengan pemboman besar-besaran di Gaza, yang telah menewaskan 1.055 orang dan mengerahkan ribuan tentara di sekitar wilayah tersebut di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Israel akan melancarkan invasi darat untuk menghancurkan Hamas.
BERITA TERKAIT: