Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Konflik Sudan Paksa 19 Juta Anak Putus Sekolah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 10 Oktober 2023, 12:50 WIB
Konflik Sudan Paksa 19 Juta Anak Putus Sekolah
Ilustrasi/Net
rmol news logo Konflik militer yang telah berlangsung hampir enam bulan di Sudan mengakibatkan dampak serius pada pendidikan anak-anak di negara itu, dengan perkiraan 19 juta anak terpaksa putus sekolah.

Laporan itu dirilis oleh Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) dan Save the Children pada Senin (9/10), di tengah banyaknya konflik global yang terjadi.

“Dari jumlah tersebut, sekitar 6,5 juta anak kehilangan akses ke sekolah mereka akibat meningkatnya kekerasan dan ketidakamanan di wilayah mereka, dan setidaknya 10.400 sekolah telah ditutup di wilayah yang terdampak konflik,” bunyi laporan dari kedua organisasi dalam pernyataan bersamanya.

Mengutip Reuters, Selasa (10/9), laporan tersebut lebih lanjut memaparkan bahwa lebih dari 5,5 juta anak yang tinggal di daerah yang belum terkena dampak perang sedang menunggu keputusan dari pemerintah setempat untuk membuka ruang kelasnya kembali, yang sampai saat ini masih ditutup.

Sudan diketahui memiliki populasi anak berjumlah sekitar 23 juta jiwa, hampir setengah dari total populasi negara itu.

Sebelum konflik pecah antara militer dan paramiliter Rapid Sudan Force (RSF), Sudan bahkan telah mencatat hampir 7 juta anak-anak berhenti bersekolah. Jika pertempuran itu terus berlanjut, jutaan anak di Sudan tidak akan memiliki kesempatan untuk kembali bersekolah dalam beberapa bulan mendatang, yang akan membawa mereka ke dalam berbagai bahaya, seperti direkrut oleh kelompok bersenjata, dan menjadi korban kekerasan seksual di tempat pengungsian.

Untuk itu, dalam laporannya UNICEF dan Save the Children mengajak pihak berwenang Sudan untuk membuka kembali sekolah-sekolah di wilayah yang aman dan sekaligus mendukung alternatif pembelajaran di masyarakat di mana sekolah tidak dapat dibuka karena alasan keamanan.

Kedua organisasi ini juga mendesak komunitas internasional untuk berdiri bersama anak-anak Sudan, dengan menyediakan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk memastikan jutaan anak Sudan dapat kembali ke pendidikan, dan untuk memberikan dukungan psikososial dan tempat yang aman bagi anak-anak yang terdampak konflik.

Sejauh ini pengeluaran untuk layanan sosial, termasuk pendidikan, telah mengalami penurunan tajam, dengan guru-guru di hampir semua negara bagian Sudan telah kehilangan penghasilan sejak dimulainya konflik bersenjata.

Selain itu, fasilitas pendidikan juga telah mengalami kurangnya perawatan dan pemeliharaan yang memadai. Meskipun ada upaya di beberapa wilayah untuk menjaga agar sistem pendidikan berfungsi, masih banyak kendala yang harus diatasi di negara itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA