Keputusan yang diumumkan pada Kamis (5/10) ini datang di tengah lonjakan penyeberangan migran ilegal yang sedang dihadapi oleh pemerintahan Joe Biden.
“Ini sekali lagi menunjukkan komitmen kami untuk menerapkan konsekuensi terhadap mereka yang melintasi perbatasan secara tidak sah,” kata seorang pejabat senior AS kepada wartawan.
Mengutip
Malay Mail, Jumat (6/10), selama beberapa tahun, Washington diketahui telah menahan diri untuk tidak mengirim migran kembali ke Venezuela karena situasi politik dan ekonomi yang tidak stabil di negara Amerika Selatan tersebut.
Namun, kini, menurut pejabat AS konsekuensi deportasi akan diterapkan dengan proses yang akan dimulai dalam beberapa hari mendatang, seiring dengan keputusan pemerintah Venezuela yang bersedia menerima kembali warganya yang telah ditangkap.
Melalui pernyataan yang dikeluarkan Menteri Luar Negeri VenezuelaYvan Gil, pemerintah negara itu menyatakan bahwa mereka akan melakukan repatriasi dengan cara yang tertib, aman, dan sesuai dengan hukum. Dalam pernyataannya itu pula pejabat Venezuela juga menyalahkan sanksi AS kepada Caracas atas masalah migrasi, dan menuduh negara itu telah melanggar hukum internasional.
Keputusan terbaru ini akan berdampak bagi warga Venezuela yang telah tiba di AS secara ilegal sejak 31 Juli, dengan pejabat AS menekankan pentingnya penggunaan jalur sah yang telah mereka sediakan bagi migran Venezuela.
Kebijakan deportasi warga Venezuela ini datang pada hari yang sama dengan pengumuman pemerintahan Biden yang baru-baru ini mengatakan rencana menambah bangunan tembok perbatasan yang telah dimulai oleh pendahulunya, Donald Trump, di sepanjang perbatasan dengan Meksiko
Sejauh ini, Washington sendiri dikabarkan telah memberi kemudahan bagi migran Venezuela, dengan memberi pembebasan bersyarat kemanusiaan bagi warga negara itu yang mengajukan permohonan dari luar negeri dan memiliki sponsor AS.
Bulan September lalu, AS juga mengumumkan keringanan deportasi dan izin kerja bagi hampir setengah juta warga Venezuela yang sudah berada di negara itu pada akhir Juli.
BERITA TERKAIT: