Keputusan tersebut diambil oleh Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) dan Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, selama melakukan pertemuan bilateral di Abu Dhabi pada Kamis (5/10).
Dalam kesempatan itu, MBZ mengutarakan niatnya untuk membantu Lebanon mencapai keamanan, stabilitas dan kemakmuran di negara mereka. Salah satunya adalah dengan mendirikan perwakilan mereka.
"Kedua pihak sepakat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membuka kembali Kedutaan Besar UEA di Beirut," ujarnya, seperti dimuat Kantor Berita Emirates (WAM).
Sejalan dengan itu, kata MBZ, kedua negara juga akan membentuk komite bersama untuk mengembangkan mekanisme guna memfasilitasi penerbitan visa masuk bagi warga negara Lebanon ke UEA.
MBZ menekankan kembali dukungan UEA yang tidak tergoyahkan pada persatuan, kedaulatan dan integritas wilayah Lebanon serta dukungannya terhadap rakyat Lebanon.
"UEA berupaya melihat Lebanon memainkan peran aktif di panggung regional dan internasional sebagai negara yang kuat, kohesif, dan aktif," tegasnya.
Lebanon tidak memiliki presiden dan pemerintahan yang berfungsi penuh sejak Oktober 2022. Pertikaian politik juga telah menghentikan reformasi yang sangat diperlukan untuk membuka dana pinjaman dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
Agustus lalu, UEA mendesak warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, setelah seminggu pertempuran sengit antara faksi-faksi bersenjata di kamp pengungsi Palestina, yang mengakibatkan negara-negara Teluk lainnya juga mengeluarkan larangan serupa.
BERITA TERKAIT: