Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Tetap Presiden Ukraina di Krimea, Tamila Tasheva dalam kunjungannya ke Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta beberapa waktu lalu.
Tasheva menjelaskan bahwa Krimea adalah wilayah dengan komunitas muslim terbesar di Ukraina yang mendapat tindakan persekusi sejak dianeksasi Rusia pada 2014 lalu.
"Krimea merupakan wilayah yang memiliki tradisi Islam kuno, namun hingga saat ini banyak muslim di Krimea yang dipersekusi," jelasnya, dalam keterangan tertulis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL pada Kamis (5/10).
Menurutnya, dukungan dari Indonesia yang memiliki komunitas muslim terbanyak sangat dibutuhkan.
Terlebih Muhammadiyah yang memiliki pengalaman yang luar bisa dalam mengalami dan menghadapi keragaman agama, komunitas pribumi dan minoritas nasional sehingga komunikasi, kerja sama, dan kolaborasi harus terus dijalin bersama Ukraina, terutama dalam kasus Krimea.
Oleh sebab itu, Tashiva berharap bahwa Muhammadiyah dapat membantu Ukraina dalam menciptakan perdamaian di wilayah yang dianeksasi Rusia tersebut.
"Sangat penting apabila ada sebuah organisasi
powerful yang memberikan
support pada mereka (Tatar Krimea)," kata Tasheva.
Tasheva juga memaparkan bahwa Ukraina telah mengupayakan berbagai cara agar keadilan bagi rakyat Krimea dapat ditegakkan.
Selain menangani isu HAM, mereka juga bertangung jawab dalam menjembatani komunikasi antara
mainland Ukraina dengan wilayah Krimea.
BERITA TERKAIT: