Kabar penutupan itu diungkap oleh jurubicara perusahaan dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
CNN pada Rabu (4/10).
Jubir mengatakan bahwa penutupan sejumlah tokonya merupakan bagian dari hasil evaluasi yang lebih menyeluruh terhadap setiap cabang toko mereka.
“Setiap tahun sebagai standar bisnis, kami mengevaluasi kondisi toko untuk menentukan di mana kami dapat memenuhi kebutuhan komunitas dan pelanggan kami dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.
Dalam proses ini, Starbucks melakukan evaluasi mencakup potensi membuka cabang baru, mengidentifikasi toko yang memerlukan investasi atau renovasi, menjajaki lokasi yang memerlukan format alternatif, dan, dalam beberapa kasus, mengevaluasi kembali prestasi yang telah dicapai.
Meski menutup tujuh toko sekaligus, Starbucks disebut telah membuka tiga toko baru di pusat kota San Francisco dalam enam bulan terakhir dan sedang merenovasi empat lokasi lainnya.
Wakil Presiden Regional Starbucks untuk California Utara, Jessica Borton mengatakan, pihaknya ingin bisa memaksimalkan bisnisnya di San Fransisco, sehingga perombakan memang perlu dilakukan.
"Kami tetap berdedikasi untuk berinvestasi di Kota ini dengan cara yang bermakna dan penting sehingga dapat bertemu dengan mitra dan pelanggan kami di mana pun mereka berada," kata Borton.
Kendati demikian, penutupan kedai yang cukup banyak dari Starbucks menjadi sorotan karena sebelumnya jaringan restoran terkenal seperti tahun terakhir, termasuk Whole Foods, CB2, Anthropologie, dan Nordstrom juga telah lebih dulu meninggalkan kota itu.
BERITA TERKAIT: