Menurut pernyataan Starbucks Workers United, serikat pekerja yang mewakili karyawan 525 gerai di seluruh negeri, aksi yang berlangsung selama lima hari ini direncanakan berakhir pada Malam Natal.
Serikat pekerja melaporkan bahwa lebih dari 60 gerai di 12 kota besar, termasuk New York, Los Angeles, Boston, dan Seattle, terpaksa tutup pada Senin akibat aksi tersebut.
Seperti dikutip
Reuters, pemogokan ini didorong oleh kebuntuan dalam negosiasi antara pihak Starbucks dan serikat pekerja terkait isu penting seperti upah, staf, dan jadwal kerja.
Aksi yang dijuluki "Pemogokan Malam Natal" ini disebut sebagai yang terbesar sepanjang sejarah jaringan kedai kopi raksasa tersebut.
"Mogok kerja ini adalah unjuk kekuatan awal, dan kami baru saja memulai," ungkap seorang barista dari Oregon dalam pernyataan resmi serikat pekerja.
Sementara itu, Starbucks belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar. Namun, perusahaan itu sebelumnya mengklaim siap melanjutkan pembicaraan meskipun menuding delegasi serikat pekerja menghentikan negosiasi lebih awal.
Awal Desember lalu, serikat pekerja menolak tawaran Starbucks yang hanya menjamin kenaikan gaji sebesar 1,5 persen di masa mendatang tanpa peningkatan upah langsung. Mereka juga mengkritik perusahaan karena belum mengajukan proposal ekonomi yang dinilai serius.
BERITA TERKAIT: