Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic pada Selasa (19/9), yang semakin menambah ketegangan dan perselisihan di antara negara-negara anggota Uni Eropa dan Ukraina.
“Sikap dan keinginan Kroasia adalah bahwa kami adalah negara transit, bukan negara yang menerima biji-bijian Ukraina dalam jumlah besar yang lebih murah daripada milik kami, yang berarti para petani kami berada dalam kesulitan,” kata Plenkovi?, seperti dimuat
Politico EU.
Langkah Kroasia ini muncul setelah Kyiv, mengambil tindakan hukum pada Senin, dengan mengajukan gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia terhadap tiga negara Uni Eropa yaitu Polandia, Hongaria, dan Slovakia, yang masih mempertahankan larangan impor produk pertanian Ukraina.
Ketiga negara itu diketahui telah menerapkan larangan impor biji-bijian secara sepihak untuk melindungi industri pertanian dalam negeri mereka dari persaingan yang tidak seimbang dengan lonjakan ekspor biji-bijian murah dari Ukraina.
Tindakan ini disebut telah menentang keputusan Komisi Eropa yang sebelumnya mencabut embargo penjualan biji-bijian Ukraina di seluruh Uni Eropa pada pekan lalu.
Ketika ditanya apakah Kroasia akan mengikuti jejak negara-negara lain dengan menerapkan larangan serupa, Plenkovic belum memberikan jawaban pasti. Namun, dia menegaskan bahwa pelabuhan-pelabuhan Kroasia saat ini hanya memfasilitasi pengiriman biji-bijian Ukraina ke negara ketiga.
Kroasia sejauh ini telah menawarkan penggunaan pelabuhannya kepada Ukraina sebagai alternatif saat akses Ukraina ke Laut Hitam terhambat oleh tindakan Rusia, terutama di tengah konflik yang sedang berlangsung antar kedua negara itu.
Meskipun belum ada informasi konkret mengenai volume biji-bijian yang diekspor melalui pelabuhan Kroasia, rute ini telah menjadi pilihan yang semakin populer, seperti yang diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Pertama Ukraina Yulia Svyrydenko awal bulan ini.
BERITA TERKAIT: