Baerbock menyebut Xi sebagai diktator ketika melakukan wawancara dengan
Fox News pada pekan lalu, ketika ditanya perihal perang Rusia dan Ukraina.
“Jika Putin memenangkan perang ini, apa tandanya bagi diktator lain di dunia, seperti Xi, seperti presiden China?” kata Baerbock.
Kemudian pada Senin (18/9), Kementerian Luar Negeri mengeluarkan pernyataan yang menyebut sebutan tersebut tidak masuk akal dan merupakan provokasi politik terbuka.
"Itu adalah provokasi politik terbuka," kata jurubicara Kemlu China, Mao Ning.
Mao menyebut pernyataan Baerbock telah melanggar martabat politik China.
Baerbock dikenal sebagai pengkritik keras China.
Pada bulan Juni, Presiden AS Joe Biden juga menyebut Xi sebagai diktator, sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakhiri kunjungan ke China yang bertujuan untuk menstabilkan hubungan.
BERITA TERKAIT: