Berdiri di samping Presiden Recep Tayyip Erdogan pada konferensi pers bersama setelah pembicaraan, Putin menyatakan kembali posisi Rusia bahwa mereka dapat kembali ke perjanjian tersebut, tetapi hanya jika Barat berhenti menghalangi ekspor pertanian Rusia.
“Barat terus memblokir pasokan biji-bijian dan pupuk dari Federasi Rusia ke pasar dunia,” kata Putin, sambil menambahkan Barat telah “menipu” Rusia atas kesepakatan yang awalnya ditengahi oleh Turki dan Rusia dan PBB.
Putin menegaskan kekecewaannya karena ternyata negara-negara kaya mendapat lebih dari 70 persen gandum yang diekspor berdasarkan kesepakatan tersebut.
Putin mengatakan, ketika komitmen yang sebelumnya dibuat kepada Rusia dilaksanakan sepenuhnya, "Kremlin akan siap untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut”, katanya.
Salah satu tuntutan utama Moskow adalah agar Bank Pertanian Rusia terhubung kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT. Uni Eropa menghentikan program ini pada bulan Juni tahun lalu sebagai bagian dari respons sanksi mereka terhadap invasi Moskow ke Ukraina.
Erdogan meminta Ukraina agar melunakkan posisi negosiasinya dalam pembicaraan mengenai menghidupkan kembali perjanjian tersebut dan mengekspor lebih banyak biji-bijian ke Afrika daripada ke Eropa.
“Ukraina perlu melunakkan pendekatannya agar langkah bersama dengan Rusia bisa dilakukan,” kata Erdogan kepada wartawan, seperti dikutip dari TASS.
Putin dan Erdogan mengadakan pembicaraan di kota resor Sochi di Laut Hitam Rusia pada Senin (4/9). Para pemimpin Rusia dan Turki membahas situasi mengenai kesepakatan gandum, kerja sama bilateral, termasuk di bidang energi.
Rusia mengirimkan 56 juta ton produk biji-bijian berdasarkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, menghasilkan pendapatan sebesar 41 miliar dolar AS dalam prosesnya, menurut klaim para pejabat Barat.
Namun tanggapan Moskow adalah dengan terus membatasi pembayaran, logistik dan asuransi sehingga melemahkan rencana pengiriman, janji negara-negara Barat tidak terpenuhi.
Dalam pertemuan itu juga dibahas bahwa Rusia akan mengirimkan satu juta ton biji-bijian dengan harga diskon untuk diproses di Turki, di mana biji-bijian tersebut akan dikirim ke negara-negara termiskin secara gratis.
Pertemuan Erdogan dan Putin berlangsung selama tiga jam. Selain kesepakatan biji-bijian, keduanya juga membahas pendirian pusat gas serta serangan balasan Ukraina. telah dikirim ke Turki dan mencatat bahwa serangan balasan Ukraina gagal, tetapi tentu belum berhenti.
BERITA TERKAIT: