Dalam pembukaannya di acara ASEAN Political-Security Community (APSC) yang digelar di Sekretariat ASEAN, Gedung Nusantara, Senin (4/9), Mahfud menyoroti perang antara Rusia dan Ukraina.
Menurutnya, konflik yang pecah antara kedua negara itu sejak tahun lalu sampai saat ini perlu menjadi peringatan bagi negara-negara ASEAN, agar konflik tersebut tidak terjadi di kawasan.
"Kita tidak boleh membiarkan situasi yang sama terjadi di kawasan kita dan menghambat kemajuan yang telah dicapai ASEAN sejak tahun 1967," kata Mahfud.
Untuk itu, dalam pertemuan yang ditujukan untuk mempercepat kerja sama politik dan keamanan di ASEAN itu, Mahfud mendesak agar seluruh anggota ASEAN tidak melupakan dan melewatkan berbagai tantangan spesifik yang terjadi di kawasan.
"Jika kita tidak mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan ini, relevansi kita dalam mewujudkan perdamaian di kawasan regional dan global bisa saja terganggu," tambahnya.
Dalam konteks keamanan, Menko Polhukam lebih lanjut juga menyerukan kepada para delegasi ASEAN yang hadir untuk meningkatkan kerja sama lintas batas yang lebih kuat, guna memerangi kejahatan terorganisir transnasional, seperti pencucian uang, obat-obatan terlarang, perdagangan manusia hingga terorisme.
"Kita perlu bekerja sama dalam meningkatkan kerja sama regional pengelolaan perbatasan, bantuan hukum lintas batas, dan pertukaran informasi," tegas Mahfud, seraya menyoroti penyusunan akhir Cetak Biru, untuk keamanan ASEAN.
Di akhir sambutannya, Mahfud turut mengapresiasi kemajuan yang dicapai oleh
Satuan Tugas Tingkat Tinggi dalam mempersiapkan Visi Komunitas ASEAN 2045, dan mendorong terciptanya visi tersebut di masa mendatang.
"Mari kita pastikan bahwa Visi Komunitas ASEAN 2045 dan dokumen kehadiran atau rencana strategisnya dapat sesuai dengan tantangan saat ini dan masa depan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: