Ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa di ibukota Niger, Niamey, untuk menuntut Prancis menarik pasukannya seperti yang diminta oleh junta sejak melakukan kudeta pada Juni.
Unjuk rasa dilakukan di dekat pengkalan yang menampung tentara Prancis pada Sabtu (2/9). Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Tentara Prancis meninggalkan negara kami".
Rezim militer Niger melancarkan serangan verbal baru ke Prancis pada Jumat (1/9), menuduh Paris melakukan campur tangan terang-terangan dengan mendukung presiden terguling negara itu, ketika para pengunjuk rasa mengadakan demonstrasi serupa.
Penguasa militer juga mengumumkan pengusiran segera untuk Duta Besar Prancis Sylvain Itte dan mengatakan mereka mencabut kekebalan diplomatiknya. Mereka menilai kehadirannya merupakan ancaman terhadap ketertiban umum.
Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron pada awal pekan lalu memuji pekerjaan Itte di Niger dan mengatakan dia tetap di negara itu meskipun diberi tenggat waktu 48 jam untuk meninggalkan Niger pada hari Jumat lalu.
Niger dilanda kekacauan pada tanggal 26 Juli ketika Jenderal Abdourahamane Tchiani, mantan komandan pengawal presiden, memimpin intervensi militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: