Wakil Menteri Pertahanan AS Kathleen Hicks mengumumkan inisiatif Replicator pada Senin (27/8). Inisiatif ini bertujuan untuk bekerja sama dengan perusahaan pertahanan dan teknologi lainnya untuk menghasilkan sistem yang terjangkau dalam jumlah besar untuk semua cabang militer.
Dalam pidatonya yang dikutip
Reuters, Hicks berbicara tentang kebutuhan mendesak untuk mengubah cara perang. Dia menyebut program Replicator baru akan menggunakan sistem otonom yang dapat diatribusikan dalam skala ribuan, di berbagai domain, dalam 18 hingga 24 bulan ke depan.
Bagi militer AS, Rusia adalah ancaman besar, namun China menjadi tantangan yang menjadi tolak ukur kemampuan militernya.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dipandang memiliki keunggulan signifikan dalam hal massa, mereka memiliki lebih banyak orang, lebih banyak tank, lebih banyak kapal, lebih banyak rudal, dan sebagainya.
AS mungkin memiliki peralatan dengan kualitas lebih baik, namun China unggul dalam hal kuantitas.
Untuk itu Replicator juga melihat lebih jauh ke depan dan bertujuan untuk melembagakan produksi massal robot untuk jangka panjang.
BERITA TERKAIT: