Begitu yang disampaikan Presiden Microsoft, Brad Smith dalam sebuah forum bisnis KTT B20 di India, seperti dikutip dari
The Star pada Senin (28/8).
Smith menjelaskan bahwa kemajuan AI telah memicu kekhawatiran global tentang potensi disinformasi, penyalahgunaan, dan gejolak pasar tenaga kerja.
"Saat industri teknologi menjadi terlalu gembira dengan semua hal baik yang diberikan media sosial, mereka tidak memikirkan risikonya," tegas Smith.
Untuk itu, Smith mendorong agar seluruh perusahaan teknologi dapat memiliki pandangan jernih, meskipun khawatir tentang dampak buruk AS tetap ada.
"Kita perlu membangun pagar pembatas sejak awal,” ujarnya.
Selain disambut gembira karena memudahkan pekerjaan manusia, AI juga dikhawatirkan akan menggantikan tugas-tugas yang dilakukan manusia.
Beberapa AI mampu membuat esai, membuat gambar realistis, meniru suara penyanyi terkenal, dan bahkan lulus ujian medis.
Ada juga kekhawatiran bahwa chatbots dapat membanjiri internet dengan disinformasi. Algoritma bias akan menghasilkan materi rasis yang dapat merugikan seluruh industri teknologi.
BERITA TERKAIT: