Absennya India dari pasar dunia kemungkinan besar akan meningkatkan harga-harga acuan di New York dan London yang sudah berada pada kisaran harga tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, sehingga memicu kekhawatiran akan inflasi lebih lanjut di pasar pangan global.
Keputusan untuk melarang ekspor dilakukan karena kurangnya curah hujan telah mengurangi hasil tebu.
“Fokus utama kami adalah memenuhi kebutuhan gula lokal dan memproduksi etanol dari kelebihan tebu,” kata sumber pemerintah, seperti dikutip
Reuters.
India mengizinkan pabrik gula mengekspor hanya 6,1 juta ton gula selama musim berjalan hingga 30 September, setelah membiarkan mereka menjual 11,1 juta ton gula pada musim lalu.
Pada tahun 2016, India mengenakan pajak sebesar 20 persen pada ekspor gula untuk membatasi penjualan luar negeri.
Hujan yang tidak merata akan mengurangi produksi gula pada musim 2023/24 dan bahkan mengurangi penanaman pada musim 2024/25.
Pekan ini, harga gula lokal melonjak ke level tertinggi dalam hampir dua tahun, mendorong pemerintah mengizinkan pabrik gula menjual tambahan 200.000 ton pada bulan Agustus.
Bulan lalu, India memberlakukan larangan ekspor beras putih non-basmati. New Delhi juga memberlakukan bea masuk sebesar 40 persen pada minggu lalu atas ekspor bawang sebagai upaya untuk menenangkan harga pangan.
BERITA TERKAIT: