Begitu yang disampaikan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, saat berbicara di pembukaan Dialog Pemimpin Forum Bisnis BRICS, yang digelar di Johannesburg pada Selasa (22/8).
Menurutnya, negaranya memiliki populasi urbanisasi kaum muda yang tinggi, sehingga mampu menyediakan tenaga kerja yang stabil di masa depan.
"Afrika menyediakan populasi tenaga kerja yang stabil bagi perusahaan di masa depan. Investasi dalam keterampilan terus tumbuh," ungkapnya di hadapan para pemimpin BRICS lainnya, seperti dimuat
The Print. Ramaphosa menilai faktor itu membuat negaranya unggul dalam bidang produktivitas dan pertumbuhan. Dia mengajak agar negara anggota BRICS ikut ambil bagian dalam upaya memajukan perekonomian Afrika.
"Negara-negara BRICS memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam kisah pertumbuhan Afrika,” tegasnya.
Lebih lanjut, Presiden Ramaphosa merekomendasikan beberapa bidang kerja sama yang dapat dijalin oleh BRICS dan Afrika Selatan.
“Ini dapat dicapai melalui kerja sama yang lebih besar dan bidang-bidang seperti pertanian, ekonomi digital," ujarnya.
Dia juga menyoroti bagaimana perekonomian Afrika Selatan sangat berfokus pada pemberdayaan perempuan.
"Kita perlu membebaskan para wanita di benua kita agar mereka dapat berdagang, berbisnis, dan menumbuhkan ekonomi di berbagai negara kita,” tambah Ramaphosa.
Turut hadir secara langsung dalam forum BRICS yakni Presiden Brasil Lula Da Silva, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden China Xi Jinping. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin tetap ikut dalam pertemuan namun secara virtual.
BRICS merupakan kelompok negara ekonomi dunia yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Tahun ini, kepemimpinan BRICS berada di tangan Afrika Selatan yang akan melangsungkan KTT di Johannesburg, mulai 22 hingga 24 Agustus 2023.
Tema yang diangkat dalam KTT BRICS tahun ini yaitu “BRICS dan Afrika: Kemitraan untuk pertumbuhan yang saling dipercepat, pembangunan berkelanjutan, dan multilateralisme inklusif".
BERITA TERKAIT: