Sebuah lubang runtuhan dilaporkan di Jalan Nangang di Distrik Nangang pada Jumat (18/8), yang disusul munculnya lubang lain di di Distrik Zhongshan di Minsheng East sehari kemudian.
Lalu pada Minggu malam (20/8), lubang ketiga muncul di Jalan Kunming di Distrik Wanhua, yang menandai lubang pembuangan kelima dalam 100 hari.
Kasus ini menimbulkan kecurigaan dari masyarakat, sebab sebuah laporan mengindikasikan bahwa pemerintah kota telah meningkatkan anggaran pemeliharaan jalan tahun ini dari 1,4 miliar ke 2 miliar dolar Taiwan (959 miliar rupiah).
Anggota Dewan Kota Taipei Chen Yi-jun dari Partai Progresif Demokratik (DPP) telah meminta pemerintah kota untuk menyelidiki penyebab lubang runtuhan untuk mencegah kota menjadi apa yang disebutnya "neraka pejalan kaki".
Ungkapan "neraka pejalan kaki" telah menjadi deskripsi yang umum digunakan oleh media lokal dan internasional untuk kota-kota Taiwan selama setahun terakhir karena tingginya jumlah kecelakaan dan kematian terkait lalu lintas yang melanda negara tersebut.
Anggota Dewan Kota Taipei Yan Ruo-fang, juga dari DPP, meminta administrasi Walikota Taipei Chiang Wan-an untuk segera mensurvei jalan-jalan kota dan memperkuat area berisiko tinggi.
Menanggapi keprihatinan dan kritik terkait sinkhole, Wakil Walikota Lee Shu-chuan membuat postingan Facebook pada Minggu (20/8) yang menyatakan bahwa kondisi iklim ekstrim yang disebabkan oleh efek rumah kaca bertanggung jawab atas sinkhole Taipei.
Lee menegaskan bahwa dalam kondisi iklim yang ekstrim, proyek pemerintah kota tidak dapat mengatasi bencana seketika.
BERITA TERKAIT: