Begitu yang disampaikan Presiden Belarusia, Aleksander Lukashenko dalam wawancara dengan jurnalis Ukraina pro-Rusia, Diana Panchenko pada Kamis (17/8).
Menurut penuturan Lukashenko, sekutunya Putin tidak pernah berusaha mendorong Belarusia terlibat dalam perang karena memang tidak akan berdampak besar.
"Melibatkan Belarusia (dalam perang), apa hasilnya? Tidak ada," tegasnya, seperti dimuat
Reuters.
Kendati demikian, Lukashenko mengaku akan tetap membantu mitra dekatnya tersebut, terlebih jika invasi Ukraina melebar ke wilayahnya.
"Jika Anda orang Ukraina tidak melintasi perbatasan kami, kami tidak akan pernah berpartisipasi dalam perang ini. Tapi kami akan selalu membantu Rusia. Mereka adalah sekutu kami," kata Lukashenko.
Dia dengan tegas memperingatkan, jika agresi terhadap Belarusia dimulai dari Polandia, Lituania, Latvia, mereka tak segan merespons.
"Belarusia akan menanggapi jika terjadi agresi eksternal, termasuk melalui penggunaan senjata nuklir yang ditempatkan Moskow di wilayahnya," tegasnya.
Presiden Belarusia itu yakin bahwa Putin telah mencapai tujuan dalam operasi militer khususnya di Ukraina. Untuk itu, dia mendorong negosiasi damai untuk membahas nasib wilayah yang dicaplok.
"Tujuannya (Rusia) telah terpenuhi hingga saat ini. Ukraina tidak akan pernah berperilaku begitu agresif terhadap Rusia setelah berakhirnya perang ini," pungkasnya.
Pada Maret lalu, Putin mengumumkan penempatan senjata nuklir taktis di Belarusia sebagai tanggapan atas penyediaan uranium beracun yang akan dikirimkan Inggris ke Ukraina.
Moskow berjanji akan menarik nuklirnya dari Minsk jika Barat juga melakukan hal yang sama atas senjata dan peralatan militernya di Kyiv.
BERITA TERKAIT: