Larangan itu diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri UEA lewat unggahannya di platform X, yang dulu dikenal sebagai Twitter, pada Minggu (6/8).
"Untuk menjaga keselamatan warga negara, Kementerian Luar Negeri menekankan pentingnya mematuhi keputusan yang dikeluarkan sebelumnya untuk melarang warga UEA bepergian ke Lebanon," begitu pengumuman tersebut.
Dikutip dari
Al Arabiya, bentrokan bersenjata di kamp pengungsi Ein el-Hilweh, Lebanon bagian selatan dimulai sejak 29 Juli antara kelompok fatah dan kelompok ekstremis.
Pertempuran sengit selama satu pekan ini telah menewaskan sedikitnya 13 orang, kebanyakan militan.
Kamp pengungsi Ein-el-Hilweh adalah yang terbesar di antara 12 kamp Palestina di Lebanon. Kamp ini menampung sekitar 80 ribu hingga 250 ribu pengungsi Palestina.
Sekitar seperempat dari 80 ribu penghuni kamp telah mengungsi sejak pertempuran dimulai.
Selain negara-negara Teluk, negara-negara seperti Jerman dan Inggris juga telah mengeluarkan peringatan serupa, mendesak warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon.
BERITA TERKAIT: