Hal itu diungkap salah satu pejabat Kementerian Dalam Negeri Georgia, Teimuraz Mghebrishvili dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
AFP.Menurut laporan Mghebrishvili, tanah longsor di wilayah yang terkenal dengan keindahan hutan dan mata airnya itu terjadi sejak Kamis (3/8) dan sejauh ini menewaskan 16 orang.
"Kami telah menemukan 16 mayat dari daerah bencana dan petugas sedang melakukan identifikasi korban," ungkapnya.
Mghebrishvili mengatakan lebih dari 200 orang berhasil dievakuasi dengan helikopter dan anjing penyelamat yang dikirim untuk memudahkan upaya pencarian.
Seorang ahli geologi dari Badan Lingkungan Nasional Georgia, Merab Gaprindashvili mengatakan tanah longsor disebabkan tingginya debit air akibat gletser yang mencair di hulu sungai.
“Secara khusus, ada dua gletser di hulu sungai yang mencair secara intensif. Ini disertai dengan hujan lebat,” paparnya dalam sebuah wawancara televisi.
Hujan lebat dan banjir cukup sering terjadi di Georgia, di mana lereng yang curam menimbulkan risiko tanah longsor.
Resor Shovi, yang terletak di lembah terpencil sekitar 140 kilometer barat laut ibu kota Tbilisi, terletak di pertemuan dua sungai.
BERITA TERKAIT: