Hal ini terjadi setelah Arab Saudi dan Kuwait menyatakan klaim hak eksklusif atas lapangan tersebut, sementara Iran juga berpegang pada klaim sahamnya atas sumber daya tersebut dan menyatakan bahwa perjanjian antara Saudi-Kuwait untuk mengembangkannya adalah ilegal.
Mengutip
New Arab, Jumat (4/8), kedua negara itu kembali menegaskan bahwa mereka bersama-sama memiliki hak atas sumber daya alam di ladang tersebut, dan mengajak Iran untuk terlibat dalam negosiasi tentang demarkasi perbatasan timur di wilayah maritim Teluk yang disebut "Area Terbagi".
Dalam menghadapi situasi ini, Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Salem Abdullah Al-Jaber Al-Sabah, dikabarkan telah menerima undangan resmi dari Menteri Hossein Amir Abdollahian, ketika dia menyambut duta besar baru dari negara itu.
"Kedua negara itu akan membahas semua aspek hubungan Kuwait-Iran,"kata pihak berwenang Kuwait.
Dalam pertemuan itu kedua negara juga diharapkan untuk mencari jalan keluar yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam perselisihan tersebut.
BERITA TERKAIT: