Pemerintah Indonesia telah memberitahu pihak berwenang Australia bahwa sejumlah kecil sapi yang dikirim dari Northern Territory, Queensland, dan Australia Barat, dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut. Sejak terdeteksi, Indonesia telah menangguhkan impor sapi dari empat fasilitas negara itu.
Tiga belas sapi terinfeksi itu menjadi masalah besar karena Australia mempertahankannya bebas dari penyakit kulit yang menggumpal. Departemen Pertanian Perikanan dan Kehutanan Australia saat ini sedang menyelidiki laporan untuk menentukan penyebabnya.
?Kepala dokter hewan Australia, Mark Schipp, mengatakan Australia tidak pernah memiliki penyakit kulit yang menggumpal dan sampai saat ini dinyatakan bebas dari penyakit tersebut.
Schipp mengklaim, sapi yang diekspor itu sudah lama tinggal di Indonesia sebelum didiagnosa.
?"Mengingat adanya penyakit kulit menggumpal itu, hasil positif pada sapi pasca kedatangan di Indonesia tidak terduga," kata Schipp, seperti dikutip dari
9News, Senin (31/7).
"Karena Australia tetap bebas penyakit kulit menggumpal, deteksi penyakit kulit menggumpal di negara lain - seperti Indonesia - tidak mengubah status kesehatan hewan Australia," katanya.
Schipp juga meyakinkan bahwa tidak ada kekhawatiran bagi produsen ternak Australia tentang penyakit tersebut.?
CEO Cattle Australia? Luke Bowen mengatakan ada pengujian ekstensif yang sedang berlangsung untuk memastikan apakah Australia memiliki penyakit kulit yang menggumpal.
"Pengawasan dan pengujian di seluruh industri ternak utara yang dilakukan oleh dokter hewan swasta dan pemerintah selama 12 bulan terakhir menunjukkan hasil negatif," kata Bowen.?
"Industri dan negara bagian serta teritori bekerja sama dengan Pemerintah Australia untuk memberikan jaminan yang diminta oleh otoritas Indonesia," katanya.
Penyakit kulit kental? adalah penyakit virus yang sangat menular yang ditularkan melalui gigitan serangga atau parasit seperti lalat, nyamuk, dan kutu.
Itu dibawa oleh hewan hidup dan dapat mengakibatkan masalah kesejahteraan hewan dan kerugian produksi yang signifikan namun tidak menimbulkan risiko bagi manusia.
BERITA TERKAIT: