Selain Beijing, provinsi-provinsi lain seperti Hebei, Tianjin, dan Shanxi timur dikabarkan juga dilanda hujan lebat setelah topan melintasi wilayah China utara tersebut.
"Daerah Fangshan menjadi salah satu yang paling terdampak dengan curah hujan rata-rata mencapai 500,4 mm, sedangkan curah hujan rata-rata di Beijing semalam mencapai 140,7 mm," kata observatorium kota itu, seperti dimuat
The Independent, Senin (31/7).
Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa wilayah selatan dan barat China berpotensi menghadapi curah hujan yang lebih tinggi karena sisa-sisa topan terus berdampak pada negara tersebut.
Doksuri, yang diterjemahkan menjadi "Elang," merupakan salah satu badai terkuat yang melanda China dalam beberapa tahun terakhir. Badai ini menyapu wilayah selatan China dan menyebabkan banjir luas serta tanah longsor di provinsi selatan Fujian, dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Gambar dan video menunjukkan dampak mengerikan topan dengan beberapa mobil tersapu air banjir berlumpur, sementara orang-orang berusaha melarikan diri dan mencari perlindungan dari bencana tersebut.
Sejauh ini, media pemerintah belum melaporkan adanya korban jiwa, tetapi kerusakan telah terlihat di beberapa tempat, seperti atap stadion olahraga di kota Quanzhou yang robek akibat tekanan topan, dan hampir 20.000 bangunan dikabarkan mengalami kerusakan.
Menjelang pendaratan, China telah meningkatkan kesiapannya melalui pesan teks dan mengirimkan pemberitahuan di media sosial.
Namun, para peramal cuaca memperingatkan tentang potensi adanya topan lain, Khanun yang tengah berkembang, yang mendekati pantai padat penduduk China dan diperkirakan akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada jagung dan tanaman lain yang sudah terdampak oleh Doksuri.
BERITA TERKAIT: