Mengutip
African News pada Senin (24/7), monumen paling ikonik di Brasil itu menyala pada malam hari dengan lampu yang bertuliskan detak jam hitung mundur dari 6 tahun, 0 hari, jam 00:00 hingga 5 tahun, 364 hari, 23:59,59 jam.
Natalie Unterstell dari Instituto Talanoa, yang membawa Jam Iklim ke Brasil mengatakan bahwa waktu semakin singkat dan langkah besar harus diambil untuk mengurangi emisi global gas rumah kaca menjadi nol secepat mungkin.
“Tidak ada waktu untuk disia-siakan dengan janji yang tidak jelas dan solusi yang salah,” tegasnya.
Proyek Jam Iklim adalah karya Mercator Research Institute on Global Commons and Climate Change di Berlin, yang pada gilirannya menggunakan data dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB.
Peluncuran proyek Jam Iklim di Brasil dilakukan saat negara-negara di seluruh dunia berjuang melawan cuaca ekstrem.
Amerika Serikat dan Yunani adalah di antara negara-negara lain yang menghadapi rekor panas tertinggi. Niger juga baru-baru ini dilanda suhu ekstrem, melonjak hingga 47 derajat Celcius dalam beberapa pekan terakhir.
Di tempat lain, hujan lebat telah menyebabkan banyak kematian terutama di Korea Selatan, Kolombia, dan Brasil.
BERITA TERKAIT: