Kenaikan ini membuat konsumen harus berpikir ulang, yang kemudian berdampak pada pedagang.
Pedagang kopi global mengatakan mereka telah memangkas pembelian mereka karena industri tersebut terguncang oleh lonjakan harga yang tidak masuk akal.
Pada konvensi tahunan Asosiasi Kopi Nasional AS di Houston minggu ini, para peserta mengatakan mereka terkejut dengan kenaikan 70 persen sejak November tahun lalu untuk kopi Arabika berjangka di bursa ICE, patokan untuk transaksi kopi di seluruh dunia.
Dikutip dari
Reuters, Sabtu 8 Maret 2025, Renan Chueiri, Direktur Jenderal di ELCAFE C.A. di Ekuador, mengatakan tahun ini adalah pertama kalinya pembuat kopi instan itu tidak menjual semua produksi tahunannya yang biasanya ditunggu-tunggu.
"Biasanya di saat-saat ini, kami sudah menjual habis. Tetapi sejauh ini kami menjual kurang dari 30 persen dari produksi," katanya.
"Kenaikan harga yang besar menggerogoti arus kas klien, mereka tidak punya cukup uang untuk membeli apa yang mereka butuhkan," tambahnya.
Kenaikan harga kopi dipicu oleh ketiadaan pasokan karena penghasil kopi, utamanya Brasil, tengah mengalami panen yang lebih sedikit yang diakibatkan cuaca.
Brasil, yang merupakan penghasil utama kopi, dan telah mengurangi ketersediaan biji kopi.
Sekarang, pedagang yang akan membeli kopi di petani atau di tempat-tempat produksi kopi, harus memesannya lebih dulu dan menunggu untuk beberapa waktu sampai ada ketersediaan. Semua orang menghindari yang namanya penimbunan karena surutnya konsumen.
Banyak transaksi terkini di Brasil, katanya, dilakukan dengan cara yang sangat konservatif.
"Anda punya waktu tujuh hari untuk pergi ke perkebunan atau gudang dan mengambil kopi Anda. Anda memeriksa kualitasnya, dan jika bagus, Anda melakukan pembayaran dan pergi membawa kopi tersebut," kata Renan.
BERITA TERKAIT: