Angka ini ke level tertinggi sepanjang masa di atas 4,30 Dolar AS per pon, saat pelaku pasar mengkhawatirkan ketersediaan pasokan.
Harga kopi Arabika berjangka mencapai rekor untuk sesi perdagangan ke-13 berturut-turut. Cuaca kering dan panas di Brasil, penghasil utama kopi ini, membantu mendorong kenaikan harga baru.
Petani di negara penghasil kopi teratas dunia itu enggan menjual pasokannya yang semakin menipis.
Salah satu pendiri waralaba kopi Biggby Coffee, Bob Fish, yang memiliki 350 toko di beberapa negara bagian AS mengkhawatirkan bahwa harga akan terus naik.
"Hanya ada dua hal yang dapat menghentikan ini: satu, Brasil dan Vietnam memiliki tahun hasil panen yang baik, yang diperkirakan tidak akan terjadi hingga Agustus 2026. Dua, ada cukup banyak permintaan yang hancur di negara-negara konsumen karena kenaikan harga," katanya dalam sebuah catatan tentang reli tersebut.
Fish menyarankan agar kedai-kedai kopi di AS menaikkan harga mereka, atau menghadapi risiko melihat margin keuntungan mereka "menguap".
Dikutip dari
Reuters, harga kopi berjangka di New York, yang dilihat sebagai patokan harga global, mencapai rekor 4,2410 Dolar AS per pon. Sebelumnya, ditutup naik sebesar 6,2 persen pada 4,211 Dolar AS per pon.
Harga kopi naik sekitar 35 persen tahun ini setelah melonjak 70 persen tahun lalu.
BERITA TERKAIT: