Menurut laporan
The National, ledakan terjadi pada Rabu sore (19/7) sore waktu setempat. Pada awalnya, layanan darurat menduga ledakan berasal dari pipa gas bawah tanah.
Tetapi perusahaan Egoli Gas segera membantah klaim tersebut. Mereka menyatakan bahwa ledakan itu tidak mungkin disebabkan oleh pipa gas atau kebocoran, karena pasokan gas ke pelanggan di wilayah itu tidak mengalami gangguan.
Hingga saat ini, penyebab pasti ledakan tersebut belum diketahui, dan penyelidikan sedang berlangsung.
Namun, akibat ledakan tersebut, sembilan orang dilaporkan mengalami luka berat, dua orang dalam kondisi kritis, dan 30 orang dengan luka ringan.
Saksi mata menggambarkan momen mengerikan saat ledakan tersebut terjadi dan menghempaskan orang-orang ke udara, termasuk mereka yang berada di dalam beberapa minibus, dan orang-orang berlarian panik.
"Saya mendengar suara yang keras, lalu saya terhempas ke udara dan mobil saya terbalik,” kata seorang pria yang tidak menyebutkan namanya.
Menanggapi kejadian ini, Perdana Menteri provinsi Gauteng, Panyaza Lesufi, menyatakan keprihatinannya, dan mengatakan bahwa para ahli akan segera melaporkan penyelidikan itu.
"Kerusakannya luas. Ini situasi yang buruk. Para ahli akan mendapatkan tampilan penuh dan menasihati kami," ujarnya.
Saat ini, situasi masih dalam pengawasan ketat untuk mencegah risiko lebih lanjut. Kejadian tersebut bukan pertama kali yang terjadi di kota itu, pada awal bulan ini, kebocoran gas nitrat beracun juga telah menewaskan 17 orang, termasuk tiga anak, di sebuah pemukiman di pinggiran kota.
BERITA TERKAIT: