Langkah ini menyeret Iran yang telah mengakui ketidaksengajaan militernya berada di balik insiden tersebut karena salah menargetkan rudal ke pesawat komersial itu.
Pesawat Boeing 737-800 dengan tujuan Kyiv jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Teheran pada Januari 2020, ketika hubungan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) menegang.
Sebanyak 176 penumpang dalam pesawat meninggal. Mereka merupakan warga negara Kanada, Swedia, Ukraina, dan Inggris.
Seperti dikutip
The National pada Rabu (5/7), keempat negara tersebut mendorong Mahkamah Internasional di Den Haag untuk menyelidiki insiden tersebut sejak bulan lalu. Hal ini dilakukan agar korban mendapatkan kompensasi.
Iran dituduh melanggar perjanjian multilateral tahun 1971 tentang ancaman terhadap penerbangan sipil dan bahwa upaya untuk mencari arbitrase yang mengikat telah gagal.
Selain memberikan kompensasi penuh, Iran juga harus mengembalikan barang-barang milik para korban, serta secara terbuka mengakui kesalahan tersebut.
Kelompok Koordinasi dan Respons Internasional, yang mewakili para korban,mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan langkah penting dalam upaya kolektif kami untuk memastikan Iran bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat.
BERITA TERKAIT: