Berdasarkan laporan yang dimuat
Al Arabiya, penembakan rudal dilakukan di Kabupaten Pingtung selatan, ketika hubungan antara Taipei dan Beijing semakin tegang, dengan China melakukan dua latihan militer besar di sekitar pulau itu selama setahun terakhir.
Uji coba rudal dilakukan dengan latar belakang manuver udara dan laut oleh Beijing di dalam dan sekitar Selat Taiwan, jalur selebar 180 kilometer antara pulau dan daratan China.
Sejauh ini 23 juta orang Taiwan disebut telah hidup di bawah ancaman invasi oleh Beijing, yang menganggap pulau itu bagian dari wilayahnya, yang akan mereka rebut suatu saat nanti.
Dalam beberapa bulan terakhir, China terus melakukan tindakan agresif di sekitar pulau itu. Yang terbaru adalah pada April lalu, ketika Beijing mensimulasikan serangan yang ditargetkan ke Taiwan dan pengepungan pulau itu.
Media pemerintah juga melaporkan lusinan pesawat melakukan blokade udara di sekitar wilayah tersebut, dengan tindakan yang dilakukan setelah Presiden Tsai Ing-wen melakukan pertemuan dengan Ketua DPR AS, Kevin McCarthy pada awal bulan itu.
Hubungan yang terus menegang terjadi antara dua pihak tersebut dalam bidang diplomatik. Sejak pemilihan Tsai, yang menolak klaim China atas Taiwan, negara itu telah menolak untuk berbicara dengan pemerintahan Tsai.
Pekan lalu, departemen imigrasi Taiwan juga mengumumkan telah menolak permohonan pejabat pariwisata China yang ingin berkunjung ke pulau itu untuk pameran perjalanan internasional pertengahan Juli mendatang.
Mengutip situasi lintas selat secara keseluruhan, badan imigrasi mengatakan ada keraguan tentang keharusan, urgensi, dan tak tergantikan dari partisipasi pejabat pariwisata China di wilayahnya.
BERITA TERKAIT: