Intensitas hubungan dan jumlah pasokan senjata Barat yang semakin meningkat di medan pertempuran membuat perang tidak lagi antara Rusia dan Ukraina, melainkan Rusia melawan koalisi Barat.
Begitu yang disampaikan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari
Mehr News Agency pada Senin (19/6).
Peskov mengatakan awalnya operasi militer Rusia diperuntukkan untuk memastikan keselamatan rakyat Donbas yang berbahasa Rusia dari pemerintah Ukraina.
"Tetapi semua telah berubah. Secara praktis ini merupakan perang antara Moskow dan koalisi Barat," kata Peskov.
Peskov merujuk pada pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang pembentukan
"cordon sanitaire" atau zona pembatas di wilayah Ukraina.
"Jika jangkauan senjata Ukraina meluas hingga ke wilayah Rusia, maka jarak yang harus ditempuh kami untuk menjauhkan mereka juga akan diperluas," ujarnya.
Sejak perang meletus Februari tahun lalu, sekutu Barat telah mengirimkan sejumlah pasokan senjata artileri dan bantuan pelatihan militer bagi pasukan Ukraina. Namun ketika perang memasuki usia satu tahun, bantuan persenjataan itu meningkat dengan senjata yang lebih besar dan canggih seperti tank Leopard buatan Jerman.
Kremlin berulang kali memperingatkan bahwa siapa pun yang ikut campur dalam perang, maka mereka sah melakukan serangan balik terhadap negara tersebut.
BERITA TERKAIT: